Selembar Masa Lalu -->
Cari Berita

Advertisement

Selembar Masa Lalu

Redaksi
Senin, 01 Oktober 2018


SASTRA, (Ruangaspirasi.net) “Ayo kita berangkat, Do! Mbah Uti sudah siap.” Dodo terpekur di tempatnya melihat antusiasme beliau, sekarang dia bingung apa yang harus dilakukannya. Sepertinya Nenek hani belum siap memaafkan masa lalunya, kalau dipertemukan sekarang Dodo tidak yakin dampaknya akan baik. Terlebih Nenek Hani sudah tiga tahun ini mengidap penyakit jantung, kejutan berlebihan tentu saja mengkhawatirkan Dodo yang tahu kondisi lemah Nenek Hani.

“Ayo!” Sentak Mbah Uti lagi demi melihat cucunya yang tak bergerak, dia sudah tidak sabar ingin segera berjumpa dengan Kakaknya dan meminta maaf atas kehidupan yang telah tanpa sengaja direnggutnya. Tinggal Dodo yang semakin kebingungan harus berbuat apa.

“Kenapa kamu lelet sekali sih!” Mbah Uti mulai kesal, sudah tidak mungkin melarang Mbah Uti yang sudah sangat siap untuk pergi. Terpaksa Dodo mengambil kunci mobilnya yang tergantung di dinding sambil berpikir keras untuk mencari akal agar saat pertemuan mereka di tunda.

“Mbah, mau aku ajak jalan-jalan dulu tidak? Kita kenalan ya sama calon istriku?” Hanya itu yang terpikir di otaknya, jadi nanti dia punya alasan untuk melarikan Mbah ke tempat lain.

“Lain kali saja kamu bawa calonmu ke rumah sekarang kita ke tempat Mbakyu dulu!” Dengan gemas Mbah Uti menarik tangan Dodo dan membawanya ke mobil, Dodo mematuhi apa maunya beliau. Sambil menyalakan mesin dia terus memutar otak bagaimana caranya menggagalkan pertemuan itu. Bahkan ketika sambil menyetirpun Dodo tak bicara, konsetrasinya terpecah antara harus mengikuti rute yang tertera pada alamat atau membawa lari Mbah Uti ke tempat lain.

Continued In The Next Week...  

Penulis: Dee The Word Shocker