Tentang KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin: Perjuangan yang Tak Pernah Padam -->
Cari Berita

Advertisement

Tentang KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin: Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Redaksi
Rabu, 12 Januari 2022

KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin Situbondo
KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin


*Tulisan ini ditulis oleh KH. DR. Abdul Moqsith Ghazali, Alumni Ma'had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo


KH. Ahmad Sufyan Miftahul Arifin tak hanya kesohor sebagai kiai yang mengasuh pesantren. Ia dikenal sebagai ulama yang memiliki penguasaan yang dalam terhadap ilmu-ilmu keislaman terutama fikih dan tasawwuf. 


Seluruh hidupnya dicurahkan untuk membangun moral masyarakat dengan berlandas tumpu terutama kepada kitab Ihya’ Ulum Al-Din karya Imam al-Ghazali.


Ia tak hanya mengajarkan kitab Ihya’ Ulum Al-Din di pesantren, melainkan juga langsung ke tengah masyarakat. 


Saya kerap mengikuti pengajian bulanan kitab Ihya’ Ulum Al-Din yang dipandu Kiai Sofyan itu yang tempatnya berpindah dari satu rumah ke rumah lain di Situbondo.


Biasanya, salah seorang ustadz diminta untuk membaca teks kitab lalu Kiai Sofyan yang menjelaskan pengertiannya.


Yang mengaji kepada Kiai Sofyan tak hanya masyarakat bawah, melainkan juga para kiai terutama yang berada di Situbondo dan Bondowoso. 



Bahkan, dua putra Kiai As’ad Syamsul Arifin, yaitu (Alm.) Kiai Fawaid As’ad (Pengasuh PP Sukorejo) dan Kiai Kholil As’ad (Pengasuh PP Walisongo), pernah mengaji sejumlah kitab kepada Kiai Sofyan.


Tak sebagaimana Kiai Kholil yang dimondokkan ke Mekah oleh ayahandanya untuk meningkatkan pengetahuan agama, maka Kiai As’ad “menyerahkan” Kiai Fawaid kepada Kiai Sofyan untuk memperdalam pengetahuan kitab kuningnya.


Saya pernah ikut mendengarkan Kiai Sofyan membacakan kitab Jawahirul Maknun terhadap Kiai Fawaid. Ketika mengaji kepada Kiai Sofyan, biasanya Kiai Fawaid didampingi teman-teman terdekatnya.


Itu sebabnya, kepergian Kiai Sofyan tak hanya ditangisi oleh para santrinya secara terbatas di PP Mambaul Hikam Panji Situbondo, PP Sumber Bunga Seletreng Kapongan Situbondo, melainkan juga oleh masyarakat dan para kiai. Hasil pengamatan saya beberapa tahun, Kiai Sofyan memang mendapatkan kedudukan khusus di tengah masyarakat, tak hanya masyarakat Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi melainkan juga Bali dan Madura.


Kiai Sofyan, Orang Besar


Setelah Kiai Sofyan wafat, tak sedikit orang bertanya; _"Kenapa Kiai Sofyan begitu besar"?_.