Akui Sudah Sejahtera, Liawati Warga Jangkar Situbondo Memilih Keluar Dari Peserta PKH -->
Cari Berita

Advertisement

Akui Sudah Sejahtera, Liawati Warga Jangkar Situbondo Memilih Keluar Dari Peserta PKH

Redaksi
Selasa, 16 Juli 2019

Akui Sudah Sejahtera, Liawati Warga Jangkar Situbondo Memilih Keluar Dari Peserta PKH
Liawati KPM PKH Graduasi Mandiri bersama Ahmad Rofiqi Pendamping PKH Desa Sopet usai menandatangani surat pernyataan memundurkan diri dari kepesertaan PKH

SITUBONDO, (Ruangaspirasi.net) Sebagai bentuk kesadaran terhadap keberadaan dan tujuan bantuan program pemerintah, salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bernama Liawati (30) warga Dusun Bengko, Alas Desa Sopet, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo Jawa Timur memundurkan diri dari kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH).

"Saya memilih memundurkan diri sebagai penerima PKH tanpa ada paksaan dari pihak manapun, sebab saya menyadari telah ada peningkatan kesejahteraan dalam keluarga serta masih ada warga yang lebih membutuhkan daripada saya bersama keluarga," ungkapnya. Selasa, (16/07/19).

Disamping itu, Liawati menceritakan awal mula memperoleh Bantuan Sosial (BANSOS) PKH sejak tahun 2009 dengan komponen pendidikan anak sekolah, uang bantuan PKH tersebut selain dimanfaatkan untuk keperluan anaknya, juga disisihkan untuk membuka usaha toko pracangan dengan dibantu tabungan keluarga.

"Kalau ingat kondisi ekonomi tahun 2009 silam, siapa yang akan menyangka bahwa saya beserta keluarga dapat seperti ini, berkat usaha, doa dan kerja keras serta program bantuan pemerintah seperti PKH ini, kami dapat membangun ekonomi keluarga. Semoga penerima PKH lainnya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya, dan kami sekeluarga mengucapkan terimakasih kepada Presiden maupun pemerintah yang telah memberikan uang bantuan PKH kepada keluarga kami," imbuh Liawati.

Tampak usaha toko pracangan Liawati yang telah berkembang pesat

Menurut Rofiqi selaku pendamping PKH Desa setempat menjelaskan kondisi KPM atas nama Liawati, ia memiliki 2 anak yang satu telah bekerja dan satunya lagi masih mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Secara ekonomi, Liawati tergolong bagian keluarga kurang mampu dan nampak belum sejahtera.

"Namun, sejak mendapatkan bantuan sosial PKH dan juga ditopang usaha serta kerja keras keluarganya, akhirnya beliau dapat membuka usaha toko pracangan. Hingga pada akhirnya secara bertahap melalui kegigihan usaha yang digeluti, ekonominya terus merangkak naik hingga berkembang pesat, beliau mengaku dari hasil usaha tokonya di belikan sawah/ladang, bahkan bisa bangun rumah termasuk di taqdirkan mampu membeli mobil," jelasnya.

"Kami sebagai pendamping PKH sangat bangga terhadap kesadaran ibu Liawati, karena beliau jujur dan berani untuk memundurkan diri dari kepesertaan PKH, dan merasa bahwa banyak warga yang lebih pantas menerima bantuan pengentasan kemiskinan tersebut, semoga bisa menular terhadap KPM PKH yang lainnya," kata Rofiqi menambahkan.

Foto rumah liawati beserta mobil miliknya sementara mobil truknya sedang di buat bekerja.

Setelah mengetahui serta menilai KPM Graduasi Mandiri bernama Liawati di Desa Sopet Kecamatan Jangkar, Koordinator Kabupaten (Korkab) PPKH Wilayah Timur mengapresiasi kinerja pendamping serta bangga terhadap kesadaran KPM dimaksud, sehingga diharapkan kepada seluruh pendamping PKH agar senantiasa konsisten memberikan edukasi terhadap KPM dampingannya, serta bisa merubah pola pikirnya baik saat giat pertemuan kelompok maupun pertemuan persuasif lainnya.

"Selanjutnya saya berharap terdapat lebih banyak KPM PKH yang bisa digraduasi mandiri setelah ditemukan KPM PKH yang telah sejahtera. Sebab, keberadaan serta tujuan bantuan PKH adalah peningkatan kesejahteraan keluarga serta meminimalisir angka kemiskinan di masyarakat. Selain itu, PKH merupakan program bantuan bersyarat sebagaimana ketentuan yang ada, kalau sudah ada KPM sejahtera maka KPM dapat bersedia memundurkan diri secara mandiri. Demikian, berarti keberadaan bansos PKH telah sukses dan sesuai harapan," harap Ninda Hasminurhayati.

Ar-Rozi