pesan bupati situbondo menyongsong pemilu serentak yang akan dilaksanakan tanggal 8 April tahun 2019
SITUBONDO (Ruangaspirasi.net) Bupati Situbondo H. Dadang Wigiarto SH dalam sambutannya pada acara sosialisasi menyongsong Pemilihan Umum 2019 yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo berpesan bahwa memilih pemimpin harus yang amanah dan mampu mengayomi masyarakatnya dengan baik, Sabtu (21/04/2018), malam.
Memilih pemimpin yang menjiwai tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan yang tinggi dan mampu menjaga atau melindungi umat beragama dengan penuh amanah, kata Bupati Dadang, maka diyakini oleh para kiai dan ulama pemimpin yang dipilih tersebut akan mampu mengayomi kepentingan masyarakatnya.
"Memilih pemimpin itu sama halnya dengan merawat agama-agama. Agama akan terawat dengan baik manakala, sang pemimpin bertanggung jawab mengurusi masyarakatnya. Dan memilih pemimpin harus dilandasi dengan niat ibadah," ujarnya.
Di dalam memilih pemimpin, sambung Bupati Dadang, yang harus diperhatikan adalah niat pemilih dalam menentukan pilihannya secara tepat. Karena niat dalam memilih seorang pimpinan yang amanah bukan hal yang mudah. Tapi, membutuhkan kejelian seorang pemilih, dan jika salah langkah dalam menentukan pilihannya, maka tidak akan menutup kemungkinan pemimpin yang dipilihnya akan bertindak sewenang-wenang dan melupakan orang-orang yang memilihnya.
"Saya himbau kepada selutuh masyarakat Kabupaten Situbondo dalam menyongsong Pemilihan Umum 2019, tidak hanya sekedar mencoblos, namun harus benar-benar teliti dalam menentukan pilihannya. Sebab, jika salah dalam menentukan pilihannya, maka masyarakat akan terjebak dengan pilihannya itu sendiri. Oleh karena itu, carilah pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab untuk kepentingan publik," pesannya.
Pelaksanaan pesta demokrasi Pilgub Jatim yang dihadapi sekarang ini, imbuh bupati, semoga dapat dilaksanakan dengan baik, untuk kepentingan masa depan masyarakat Jawa Timur.
"Ketika kita cuci tangan dalam menentukan calon pemimpin, maka urusan pesta demokrasi bisa merusak tatanan dalam menentukan calon pemimpin. Dampaknya, akan berakibat pada diri kita sendiri yang menentukan pilihannya," tuturnya.
Untuk itu, imbuh bupati, mari bersama-sama menggunakan hak pilih secara benar untuk mencari calon pemimpin yang mampu memberikan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
"Dalam menentukan pilihan kita boleh berbeda, namun tetap menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan, sehingga tercipta pesta demokrasi yang aman, kondusif serta menghasilkan pemilu yang berkualitas," pesannya.
Redaksi
Memilih pemimpin yang menjiwai tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan yang tinggi dan mampu menjaga atau melindungi umat beragama dengan penuh amanah, kata Bupati Dadang, maka diyakini oleh para kiai dan ulama pemimpin yang dipilih tersebut akan mampu mengayomi kepentingan masyarakatnya.
"Memilih pemimpin itu sama halnya dengan merawat agama-agama. Agama akan terawat dengan baik manakala, sang pemimpin bertanggung jawab mengurusi masyarakatnya. Dan memilih pemimpin harus dilandasi dengan niat ibadah," ujarnya.
Di dalam memilih pemimpin, sambung Bupati Dadang, yang harus diperhatikan adalah niat pemilih dalam menentukan pilihannya secara tepat. Karena niat dalam memilih seorang pimpinan yang amanah bukan hal yang mudah. Tapi, membutuhkan kejelian seorang pemilih, dan jika salah langkah dalam menentukan pilihannya, maka tidak akan menutup kemungkinan pemimpin yang dipilihnya akan bertindak sewenang-wenang dan melupakan orang-orang yang memilihnya.
"Saya himbau kepada selutuh masyarakat Kabupaten Situbondo dalam menyongsong Pemilihan Umum 2019, tidak hanya sekedar mencoblos, namun harus benar-benar teliti dalam menentukan pilihannya. Sebab, jika salah dalam menentukan pilihannya, maka masyarakat akan terjebak dengan pilihannya itu sendiri. Oleh karena itu, carilah pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab untuk kepentingan publik," pesannya.
Pelaksanaan pesta demokrasi Pilgub Jatim yang dihadapi sekarang ini, imbuh bupati, semoga dapat dilaksanakan dengan baik, untuk kepentingan masa depan masyarakat Jawa Timur.
"Ketika kita cuci tangan dalam menentukan calon pemimpin, maka urusan pesta demokrasi bisa merusak tatanan dalam menentukan calon pemimpin. Dampaknya, akan berakibat pada diri kita sendiri yang menentukan pilihannya," tuturnya.
Untuk itu, imbuh bupati, mari bersama-sama menggunakan hak pilih secara benar untuk mencari calon pemimpin yang mampu memberikan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
"Dalam menentukan pilihan kita boleh berbeda, namun tetap menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan, sehingga tercipta pesta demokrasi yang aman, kondusif serta menghasilkan pemilu yang berkualitas," pesannya.
Redaksi