Menalar Pemikiran Filsafat Cinta Dalam Realitas, "Sebuah Refleksi Ar Rozy Untuk Sang Kekasih" -->
Cari Berita

Advertisement

Menalar Pemikiran Filsafat Cinta Dalam Realitas, "Sebuah Refleksi Ar Rozy Untuk Sang Kekasih"

Redaksi
Minggu, 29 Juli 2018

Ar-Rozi

Gaya Hidup, (Ruangaspirasi.net) The Power Of Akal dan Pengalaman
Analisis Teori Lawas yang Berkelas Demi meneguhkan Kualitas. 

Berawal dari Empirisme Jhon Locke tentang Tabularasa yang sesungguhnya manusia dilahirkan ibarat kertas putih kosong tak ada sedikitpun catatan maupun goresan hitam, merah, kuning dalam kertas tersebut. Namun, pengalaman hidup maupun lingkungan yang berperan memenuhi catatan warna-warni pada kertas putih tadi, sehingga dari pengalaman dimaksud "kau" (Kekasihku) dipertemukan untuk menjadi bagian dari hidupku untuk melengkapi catatan perjuangan Hidup, Kuatnya kasih sayang, melekatnya tanggung jawab, teguhnya menghadapi lingkungan, membangun komitmen, indahnya beramal, beribadah, berinteraksi, mobilisasi dan mengabdi sebagai bekal kehidupan kelak yang abadi. 

Begitu pula rasionalisme Rene Descartes memberikan isyarat tentang hasrat seluruh manusia yang senantiasa ingin mengetahui segala yang ingin diketahui dengan beranggapan posisi akal/pikiran merupakan hal tepenting dalam kehidupan manusia sehingga konsepsi manusia lahir menerima 3 subtansi bawaan (Realitas Pikiran, Materi dan Tuhan) yang saling berkaitan, lalu posisi akal/pikiran menjadi syarat pokok adanya kebenaran meski harus melalui proses dan kesadaran, dengan demikian muncullah Cogito Ergo Sum (Aku Berpikir, Maka Aku Ada). Sebab Pikiran keberadaanmu dirasakan dan sebab akal keberadaanmu tak dapat disangkal. Melalui kekuatan Akal/Pikiran akhirnya saya menemukan keberadaanmu, menyadari kesungguhanmu, memilah dan memilih untuk menjadikanmu ibu dari putra-putriku.

Kemudian Fenomenologi Edmund Hursel, Max Scheller dan Hatman juga mendeskripsikan realitas secara apa adanya dengan mengurai realitas yang nampak maupun tidak nampak (Fenomena dan Nomena) dalam perjalanan hidup manusia, oleh sebab itu berawal dari hal tersebut diketahui dirimu sebagai realitas konkrit untuk selalu menemani dan mendampingiku untuk menghadapi fenomena dan nomena tadi, ditambah dengan Geoerg W Hegel dengan Phenomenology of Mind yg mengunggkap betapa pentingnya proses dialektika dan sejarah untuk mendapat kebenaran absolut sehingga melalui proses tersebut muncullah kekuatan untuk bahagiakan dirimu, lalu diperkuat dengan Eksistensialisme Soren Kiegergard, F Nietzhce, Imanuel Kant, Martin Hideger, Jp sartre, dan merleu ponty, yang juga mengurai tentang eksistensi segala sesuatu yang ada harus berada berada dan jelas keguanaannya memperhitungkan kebutuhannya seperti pohon bukan sekedar pohon, kursi bukan hanya sekedar kursi namun pohon untuk ditanam dan kursi dijadikan tempat duduk begitu juga keberadan dirimu bukan hanya sekedar ada untukku namun juga berhak bahagia dan membahagiakan. 

Lalu, dikokohkan lagi oleh Plotinos dan Henry Bergson dengan intuisionalisme yakni jiwa/naluri sebagai salah satu kegiatan berpikir tanpa penalaran atau non analitik sekalipun terhadap hal metafisik/transendental namun pengetahuan yg dihasilkan lebih menguatkan kebenaran sebab kekuatan jiwa/hati adalah power analisa yang bijaksana, oleh sebab itu naluri dan hati ini tetap kuat meyaqini dirimu sebagai kebenaran yg tak dapat dianalisa melainkan hanya mampu di yaqini seluruhnya. 

"Wa Kullu Man Lam Ya'Taqid Lam Yan Tafi'," 

Selamat Yaumil Milad Zaujaty,,
Hari ini dirimu telah berumur 23 Tahun (29-07-1995/29-07-2018) sederet perjalanan dan pembelajaran hidup kau lalui, lembaran catatan hidup telah terisi dalam kertas putih, sejumlah pengalaman yanh telah kau sadari, sekian pengetahuan yang kau ketahui dan sebanyak umurmu kau mengabdi, maka selanjutnya kini dihari lahirmu tidak ada hadiah yg lebih berarti kecuali Harapan serta Doa kepada sang ilahi, berawal analisa diatas tadi semoga kau dapat mengunakan rasio lebih dewasa, belajar terhadap hal empirik/pengalamannya, eksistensinya berguna bagi sesama, intuisi/nuraninya lebih meyaqini dan menyadari kebenaran yang sebenar-benarnya.

Membangun komitmen bersama untuk tetap menjadi sholehah, titip dan jaga buah hati kita agar tetap sehat dan lancar segala sesuatunya.

Meskipun di surga, bahkan Adam AS tidak membutuhkan bidadari maupun peri super elok, cantik, indah yang hanya bisa menemani dalam kesenangan birahi, Akan tetapi Adam AS tetap membutuhkan perempuan yang Nyata sebagai tempat berkeluh kesah, yang bisa merasakan apa yang ia Rasakan (M.N.Ibad Kekuatan Perempuan)

Dengan demikian menjadi tidak berlebihan jika sebagus-bagusnya perhiasan di dunia adalah Istri Yang Shalihah.

Ar-Rozi