Peninggalan Sejarah dan Budaya di Kabupaten Situbondo ‎ -->
Cari Berita

Advertisement

Peninggalan Sejarah dan Budaya di Kabupaten Situbondo ‎

Redaksi
Minggu, 23 Mei 2021

Peninggalan Sejarah dan Budaya di Kabupaten Situbondo ‎
Situs Batu Tangga, salah satu situs peninggalan sejarah di Kabupaten Situbondo (Foto: Istimewa).


Penulis: Nida Miskia

Email: Nidamiskia@gmail.com


ARTIKEL (Ruangaspirasi.net) Situbondo merupakan salah satu kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Wilayahnya meliputi pesisir pantai dan pegunungan. Letaknya yang berada di jalur pantura menjadikan Situbondo sebagai tujuan ataupun persinggahan untuk para wisatawan, baik lokal maupun asing. Banyak destinasi wisata yang bagus seperti Kampung Kerapu, Kampung Blekok, Pantai Tampora, Pantai Bama, Pantai Pasir Putih, Taman Nasional Baluran, Puncak Rengganis Argopuro, dan masih banyak lagi.


Selain tempat wisata yang apik nan alami, Situbondo juga kaya akan peninggalan sejarah yang patut untuk dilestarikan agar tidak hilang dan punah. Perlu adanya kerjasama dari pihak tim cagar budaya, penggiat atau pecinta sejarah lokal, dan masyarakat setempat. Beberapa diantaranya masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dikaji.


#Klentengoo Tong Biao


Klenteng Poo Tong Biao atau Klenteng Poo Tong Biaw terletak di Besuki, Kabupaten Situbondo. Klenteng ini merupakan klenteng tertua di Situbondo yang diperkirakan telah berdiri sejak 1854 Masehi. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat beragama Buddha, klenteng ini juga memiliki nilai estetika yang sangat bagus. Oleh karena itu banyak wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung untuk melihat bangunan bersejarah ini.

#Situs Patukangan

Pada masa Hindu Buddha diyakini telah berdiri Kerajaan Patukangan yang diperkirakan terletak di dua desa, yakni Desa Peleyan dan Desa Duwet, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Letaknya tidak jauh dari muara sungai Panarukan. Tidak banyak yang tersisa dari Situs Patukangan ini, hanya dapat ditemukan beberapa reruntuhan batu bata kuno yang di tanah sawah milik warga. Belum dapat dipastikan apakah struktur batu bata kuno itu dahulu merupakan bangunan inti kerajaan atau pagar. Proses ekskavasi atau penggalian juga tidak akan mudah karena masih memerlukan izin dari pemilik tanah.

Penemuan-penemuan penting yang memperkuat adanya Kerajaan Patukangan adalah ditemukannya arca terakota dengan profil wanita pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kini arca tersebut berada di Universitas Leiden, Belanda.

Peradaban Patukangan juga disebutkan dalam kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca, seorang tokoh agama Buddha pada masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut juga disebutkan bahwa Kadipaten Patukangan memiliki adipati bernama Suradhikara.


#Situs Batu Dakon

Situs Batu Dakon terletak di Desa Bayeman, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Situs ini dinamakan Situs Batu Dakon karena berupa batu cadas mirip dakon yang terdiri dari lingkaran dengan ukuran kecil, sedang, hingga besar. Situs ini diyakini dulunya digunakan untuk menampung air hujan oleh nenek moyang masyarakat setempat. Situs Batu Dakon sudah diakui sebagai salah satu cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur.

#Situs Berdhi

Situs Berdhi terletak di Desa Duwet, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Pasa situs ini ditemukan sumber mata air dan gundukan yang berisi benda-benda kuno. Selain itu, di sisi kanan kirinya juga ditemukan batu-bata berukuran jumbo. Oleh penggiat sejarah di Situbondo, situs ini diyakini memiliki nilai historis yang berhubungan dengan Peradaban Patukangan yang letaknya tidak jauh dari tempat itu. Untuk memperkuat argumen tersebut, masih diperlukan adanya penelitian lebih lanjut.

#Situs Batu Tangga

Situs Batu Tangga merupakan salah satu peninggalan zaman megalitikum yang terletak di Desa Plalangan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo. Situs ini berupa batu cadas yang berbentuk tangga dengan ukuran panjang 337 meter, lebar 221 meter, dan tinggi 1,5 meter. Situs Batu Tangga dekat dengan jalur pendakian Gunung Argopuro melewati Desa Baderan.


**Artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis, apabila terdapat ketidakvalidan data.