Pimpinan dan Pemimpin, Antara Istilah dan Hakikat -->
Cari Berita

Advertisement

Pimpinan dan Pemimpin, Antara Istilah dan Hakikat

Redaksi
Minggu, 05 Juni 2022

Pimpinan dan Pemimpin, Antara Istilah dan Hakikat


Penulis: Jakfar Shodiq


ARTIKEL (ruangaspirasi.net) Apa yang terbesit dalam benak kita saat mendengar kata pemimpin maka itulah keadaan yang tengah terjadi dalam negara kita. Pemimpin sering diidentikkan dengan sosok kharismatik yang memiliki power kuat dan leadership yang mumpuni, begitulah dogma yang kita terima dalam masa-masa belajar sejauh ini. Benar adanya jika memang guru-guru kita memaparkan hal tersebut, namun itu secara definitive saja. Perlu kita mengkaji dan mendiskusikan lagi terkait pemimpin ini lebih jauh sampai kepada akar-akarnya.


Kita sepakati bersama bahwasanya pemimpin itu adalah panutan kita dalam organisasi atau bahkan diluar organisasi, mengapa? Karna pada dasarnya ada dua tipe dalam hal ini, yakni pemimpin dan pimpinan. Siapa itu pemimpin dan siapa itu pimpinan? sebelum pertanyaan itu dijawab alangkah baiknya kita mempertanyakan hal yang lebih mendasar terlebih dahulu yakni hakikat dari pada keduanya itu dimana?


Hakikat adalah arti mendasar yang memuat arti dari suatu hal yang tampak dihadapan kita. Maka hakikat daripada pimpinan adalah orang yang sedang berkuasa atas wilayah atau organisasi atau sebuah kelompok, sesederhana itulah hakikat dari pimpinan. Sedangkan pemimpin adalah orang yang bisa menjadikan dirinya multifungsi atas segala hal yang ada disekelilingnya. Pemimpin adalah orang yang yang bisa menjadi panutan, pendidik dan penanggung jawab dari apapun masalah atau polemik yang tengah hadir dalam lingkungannya.


Dewasa ini mudah bagi kita untuk menemukan seorang pimpinan, terbukti di kalangan mahasiswa saja ada berbagai organisasi yang beragam pula sifat dan jenisnya, dan dapat dipastikan mereka memiliki seorang pimpinan. Sedangkan untuk menemukan seorang pemimpin cukup sulit di sekeliling kita, apakah sebabnya? Simple untuk menjawab, krisis ideologi. Jawaban yang terkesan mudah dan lumrah diucapkan oleh masyarakat kita namun sulit untuk mencari hakikat dari frasa itu.


Berbicara tentang pimpinan tak akan ada habisnya karena di tengah-tengah kita ini sudah banyak orang yang menjadi pimpinan namun tidak menjadi pemimpin. Pemimpin yang seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh keadaan dewasa ini? Apakah seperti bung karno, pak harto atau bahkan pak Jokowi? Jawaban Ya tidak, mengapa? Lalu apakah beliau-beliau tidaklah bagus atau bagaimana? Jawabanya juga tidak. Lalau apa, karna mereka telah habis masanya dan juga sudah habis inovasinya. Pimpinan yang juga pemimpin adalah orang yang bisa menjadi panutan dengan inovasi yang tak ada habisnya, inovasi yang bersifat solutif dan berkemajuan.



Mari kita sedikit bergeser pada AS yang tak bisa kita ragukan lagi terkait eksistensi serta kekuatan, pertahanan, infrastruktur, ekonomi, teknologi, dan inovatornya atau yang sering kita pahami sebagai negara adidaya. Mari kita pahami hakikat mengapa AS bisa seperti itu, mereka adalah negara yang sistem manajerial organisasi pemerintahan yang telah terjamin bagus, AS pernah dipimpin oleh orang yang bisa menjadikan dirinya menjadi pimpinan yang mampu untuk menjadi pemimpin dengan mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada dan lalu memberikan solusi berupa kualitas daripada sistem. Oleh karenanya siapapun figur pimpinan AS tetaplah AS yang adidaya. Pemimpin itu sadar dengan kebutuhan masyarakat serta negara lalu menciptakan solusi yang inovatif yang kemudian bisa menciptakan sistem yang dapat dirasakan sampai saat ini dan kemudian juga dipelihara oleh para pimpinan berikutnya.


Dewasa ini kita sedang membutuhkan pimpinan yang sadar akan semua itu dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat berupa tindakan nyata yang inovatif juga solutif. Namun perlu diingat jangan sampai kita dikuasai oleh sistem yang kita buat itu, dengan apa caranya? Dengan memastikan sistem itu akan terus diperbaharui tanpa mencederai dengan alasan kepentingan.


Contoh sederhana adalah para pemimpin diluar sana sudah tidak lagi membicarakan apa dan bagaimana ideologinya melainkan telah membahas manfaat daripada ideologinya untuk kemudian dibenturkan dengan perkembangan perkembangan zaman berupa kemajuan teknologi. Pemimpin kita juga harus bisa menuju kepada arah modernisasi berupa teknologi itu tadi, kasarnya pemimpin kita harus bisa menjadi E-LEADER leader yang berteknologi. 

Karena jika sudah menuju ke ranah tersebut seharusnya selesai sudah pembahasan ideologi negara dan organisasi.


#Salam untuk para leader atau pemimpin yang bisa mencapai hakikat kepemimpianya!