(Ruangaspirasi.net) Miftahul Jannah saat ini mengundang berbagai simpati dari masyarakat Indonesia, pasalnya setelah dia didiskualifikasi dari pertandingan Judo pada perhelatan Asian Para Games 2018.
Asean Para Games merupakan ajang olahraga difabel se asia yang tahun ini dilaksanakan di Jakarta dan Jawa Barat selama 8 hari dari tanggal 06 hingga 13 Oktober 2018.
Miftahul Jannah didiskualifikasi dari pertandingan Judo pada hari senin tanggal 08/10/2018 karena menolak melepas jilbab yang menyebabkan dia dikeluarkan dari arena pertandingan. aturan tersebut ditetapkan bagi pejudo untuk melepas segala atribut di kepala.
Reaksi simpati masyarakat Indonesia khususnya netizen membanjiri berbagai media sosial dan sangat mendukung keputusan Miftahul Jannah yang dengan tegas menolak melepas Jilbab untuk tidak membuka aurat (ajaran agama islam) dan memilih meningggalkan pertandingan. dan bahkan salah satu bentuk apresiasi dari tokoh masyarakat Jazuli Juwaini adalah memberikan hadiah umroh gratis kepada Miftahul Jannah.
Dari viralnya Miftahul Jannah Pejudo yang didiskualifikasi dari Pertandingan Judo Asean Para Games, tim Ruang aspirasi mengumpulkan fakta-fakta tentang Miftahul Jannah, berikut ulasannya:
1. Miftahul Jannah Berasal dari Aceh
Miftahul Jannah merupakan Atlit Aceh yang berasal dari Aceh Barat, Provinsi Aceh, Indonesia
2. Satu-satunya pejudo yang berkerudung
Satu-satunya Atlit difabel Judo yang berkerudung adalah Miftahul Jannah, sebelumnya memang sudah ditentukan bahwa federasi olahraga melarang para atlit yang akan bertanding menggunakan pelindung kepala.
3. Menjadi Inspirasi
Setelah menentukan pilihan tidak melepas hijab, Miftahul Jannah dibanjiri rasa simpati masyarakat serta menjadi inspirasi tentang keteguhan hati memegang prinsip dan medali bukan satu-satunya tujuan.
4. Trending Topic di Twitter
Miftahul Jannah menjadi trending topik di media sosial twitter Berdasarkan hastag Miftahul Jannah #Miftahuljannah, dan menempati urutan kedua setelah hastag openingaseanparagames2018.
5. Mendapatkan Hadiah Umroh
Walaupun Mifahul Jannah gagal bertanding di Asean Para Games 2018, namun berbagai apresiasi ditujukan kepadanya, salah satunya adalah Hadiah umroh yang diperuntukkan kepada Miftahul Jannah Karena keteguhan hati memegang prinsip kuat untuk tidak melepas hijab.
6. Panitia Asean Para Games mendapat kecaman dari Komisi X DPR RI
Keputusan panitia mengeluarkan Miftahul Jannah dari arena pertadingan langsung mendapatkan kecaman keras dari Komisi X DPR RI yang membidangi Departemen Pendidikan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga.
Dilansir dari situs sport.bisnis.com, Komisi X DPR RI Melalui Wakil Ketua Komisi X menekankan bahwa tidak perlu ada pelarangan dalam hak menjalankan kepercayaan seseorang, apalagi dalam ranah olahraga yang menjunjung tinggi nilai-nilai humanisme universal.
7. Menangis
Miftahul Jannah sempat menangis setelah menerima diskualifikasi tidak boleh bertanding karena tidak melepas Jilbab, namun kemudian ia menyadari bahwa hal itu adalah keputusan terbaik baginya.
Demikianlah 7 Fakta Miftahul Jannah Pejudo yang menolak melepas hijab hingga akhirnya gagal untuk bertanding dalam perhelatan Asean Para Games 2018.
Asean Para Games merupakan ajang olahraga difabel se asia yang tahun ini dilaksanakan di Jakarta dan Jawa Barat selama 8 hari dari tanggal 06 hingga 13 Oktober 2018.
Miftahul Jannah didiskualifikasi dari pertandingan Judo pada hari senin tanggal 08/10/2018 karena menolak melepas jilbab yang menyebabkan dia dikeluarkan dari arena pertandingan. aturan tersebut ditetapkan bagi pejudo untuk melepas segala atribut di kepala.
Reaksi simpati masyarakat Indonesia khususnya netizen membanjiri berbagai media sosial dan sangat mendukung keputusan Miftahul Jannah yang dengan tegas menolak melepas Jilbab untuk tidak membuka aurat (ajaran agama islam) dan memilih meningggalkan pertandingan. dan bahkan salah satu bentuk apresiasi dari tokoh masyarakat Jazuli Juwaini adalah memberikan hadiah umroh gratis kepada Miftahul Jannah.
Dari viralnya Miftahul Jannah Pejudo yang didiskualifikasi dari Pertandingan Judo Asean Para Games, tim Ruang aspirasi mengumpulkan fakta-fakta tentang Miftahul Jannah, berikut ulasannya:
1. Miftahul Jannah Berasal dari Aceh
Miftahul Jannah merupakan Atlit Aceh yang berasal dari Aceh Barat, Provinsi Aceh, Indonesia
2. Satu-satunya pejudo yang berkerudung
Satu-satunya Atlit difabel Judo yang berkerudung adalah Miftahul Jannah, sebelumnya memang sudah ditentukan bahwa federasi olahraga melarang para atlit yang akan bertanding menggunakan pelindung kepala.
3. Menjadi Inspirasi
Setelah menentukan pilihan tidak melepas hijab, Miftahul Jannah dibanjiri rasa simpati masyarakat serta menjadi inspirasi tentang keteguhan hati memegang prinsip dan medali bukan satu-satunya tujuan.
4. Trending Topic di Twitter
Miftahul Jannah menjadi trending topik di media sosial twitter Berdasarkan hastag Miftahul Jannah #Miftahuljannah, dan menempati urutan kedua setelah hastag openingaseanparagames2018.
5. Mendapatkan Hadiah Umroh
Walaupun Mifahul Jannah gagal bertanding di Asean Para Games 2018, namun berbagai apresiasi ditujukan kepadanya, salah satunya adalah Hadiah umroh yang diperuntukkan kepada Miftahul Jannah Karena keteguhan hati memegang prinsip kuat untuk tidak melepas hijab.
6. Panitia Asean Para Games mendapat kecaman dari Komisi X DPR RI
Keputusan panitia mengeluarkan Miftahul Jannah dari arena pertadingan langsung mendapatkan kecaman keras dari Komisi X DPR RI yang membidangi Departemen Pendidikan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga.
Dilansir dari situs sport.bisnis.com, Komisi X DPR RI Melalui Wakil Ketua Komisi X menekankan bahwa tidak perlu ada pelarangan dalam hak menjalankan kepercayaan seseorang, apalagi dalam ranah olahraga yang menjunjung tinggi nilai-nilai humanisme universal.
7. Menangis
Miftahul Jannah sempat menangis setelah menerima diskualifikasi tidak boleh bertanding karena tidak melepas Jilbab, namun kemudian ia menyadari bahwa hal itu adalah keputusan terbaik baginya.
Demikianlah 7 Fakta Miftahul Jannah Pejudo yang menolak melepas hijab hingga akhirnya gagal untuk bertanding dalam perhelatan Asean Para Games 2018.